me..

me..
thinking

welcome in my blog

mikhaelrangkang.wen.ru/a/1_attack.gifWELCOME IN MY BLOG


Silahkan cari blog disini okay...

Laman

Jumat, 20 Februari 2015

ABNORMAL

Dari tempatku sekarang, aku memandang jauh sejauh yang bisa aku pandang.
Pepohonan yang rindang menjulang tinggi, pabrik-pabrik berpeluh bekerja setiap hari, serta hilir mudik kendaraan terlihat sibuk dan jalan yang terlihat kosong.
itulah pemandangan yang aku saksikan tiap harinya dari gedung dilantai 3 ini.

Saat ini apa yang ku rasakan semuanya terasa bercampur aduk,
aku bingung dengan semua kebingungan ini,
entah apa yang aku bingungkan, aku pun rasanya enggan untuk coba memahami.

Kerinduan di masa lalu, Kecemasan di masa mendatang, saling bertabrakan satu sama lain di masa sekarang ini, hingga membentuk pecahan-pecahan dan seakan memaksaku untuk menyusun ulang tiap bagian-bagian dari pecahan puzzle itu.

Konflik-konflik kecil yang seharusnya mudah untuk diatasi, malah melebar hingga membuat pembuluh darah menyempit dan oksigen yang diangkut darah menuju otak pun tersumbat.

Entah itu cinta yang mulai memudar dan meninggalkan diri, Persahabatan yang mulai terputus dan tersekat oleh batasan-batasan yang dibuat oleh individu masing-masing, Pekerjaan yang terlalu banyak menuntut otak dan otot bekerja diluar batas normal, serta kehidupan yang mendung cerah menandakan ketidakpastiannya.

Sampai saat ini, aku telah berusaha semampuku untuk beradaptasi dengan takdir yang diberikan yang maha kuasa.
menolak untuk mengeluh, dan memaksa untuk ikhlas dan bersyukur.
Berlakon pada citra perilaku, dan bertopeng pada senyum kesedihan.
Semua harus sesuai dengan permintaan lingkungan.

Yang harusnya hitam, disulap menjadi putih.
dan yang seharusnya marah, disulap menjadi ketawa.

Makna kebebasan yang dulu, serta kemandirian yang dimiliki oleh tubuh, kini sudah lelah dan tua.
Sekarang tiap figur mengasihani batin dan mental yang terlihat oleh mata mereka seakan lemah,
tiada hari tanpa pertolongan mereka, dan mengemis pada perhatian mereka.

Hidup bertahan pada kedua tangan dan bertumpu pada kedua kaki,
kini hanya jadi cibiran dibalik pundak-pundak mereka yang berbicara diam.

Kepercayaan luntur seketika nila masuk pada cawan-cawan yang jernih.
mata-mata yang subjektif menilai pada sudut dimana mata hanya memandang satu arah.

Ini hanyalah sebuah ritme yang terlintas dihati,
lalu ku tuangkan dalam bentuk selembaran kata, makna dari celotehan kehidupan.

Oh waktu, berikanlah aku kejutan.
Karena aku mulai bosan terbiasa BIASA.